Kamad dan Wakamad Kurikulum MAN 2 Batola Ikuti Rakor KKMA

 


Marabahan (MAN 2 Barito Kuala) - Dalam semangat kolaborasi dan peningkatan kualitas pendidikan, Kepala MAN 2 Barito Kuala Rosmawardi, S.Pd., dan Wakamad Bidang Kurikulum Hj. Nurhikmah, S.Pd., M.Pd. turut serta dalam Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Madrasah Aliyah (KKMA) se-Kabupaten Barito Kuala yang berlangsung Kamis (21/08/25) di Aula MAN 2 Barito Kuala.

Ketua KKMA Kabupaten Barito Kuala Burhanudin, S.Pd. dalam sambutannya menyampaikan kegiatan ini menjadi wadah penting bagi seluruh Kepala dan Wakil Kepala Madrasah Aliyah Negeri dan Swasta di Kabupaten Barito Kuala untuk membahas isu-isu terkini terkait Kurikulum Berbasis Cinta (KBC), Tes Kemampuan Akademik (TKA) dan Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI).

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Barito Kuala H. Anwar Khadimi, S.Pd., M.Pd. yang menegaskan pentingnya inovasi dalam pendidikan madrasah. Salah satu konsep utama yang mendapat perhatian dalam rakor ini adalah Mahabbah, yang berarti cinta dan kasih sayang dalam Islam.

“Mahabbah bukan sekadar konsep, tetapi sebuah nilai yang harus mewarnai interaksi antara guru dan siswa sehingga tercipta lingkungan belajar yang penuh kelembutan dan penghormatan,” ungkapnya.

Pengawas Madrasah Aliyah (MA) Sabarudin, M.Pd. dalam penyampaian sosialisasi Kurikulum Berbasis Cinta, beliau memaparkan struktur dan prinsip dasar KBC. Menurutnya, KBC hadir sebagai jawaban terhadap tantangan zaman yang menuntut pendidikan tidak sekedar mengajar, tetapi juga menumbuhkan rasa kasih sayang, empati, toleransi, dan cinta tanah air. KBC hadir untuk mewujudkan generasi yang humanis, inklusif, moderat dan toleran.

“Kurikulum Berbasis Cinta akan mengubah paradigma pembelajaran yang kaku lebih inklusif dan bermakna. Guru bukan lagi sekedar mengajar, tapi menjadi pendidik yang menumbuhkan karakter melalui keteladanan dan pendekatan hati,” jelasnya.

Dia juga menjelaskan ada lima nilai utama yang menjadi basis dalam kurikulum cinta, yaitu cinta kepada Tuhan yang Maha Esa, cinta kepada diri dan sesama, cinta kepada ilmu pengetahuan, cinta kepada lingkungan, serta cinta kepada bangsa dan negara.

Pengawas MA juga menjelaskan tentang Tes Kemampuan Akademik (TKA) yang sangat penting bagi siswa-siswi Madrasah Aliyah kelas XII. TKA diselenggarakan untuk mengukur capaian akademik peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu. “TKA ini tidak menggantikan penilaian oleh satuan pendidikan, namun menjadi pelengkap sistem penilaian yang ada,” tegasnya.

Ia menambahkan, hasil TKA tidak menjadi penentu kelulusan peserta didik. Kelulusan tetap menjadi kewenangan satuan pendidikan. Namun demikian, hasil TKA dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam seleksi jenjang pendidikan selanjutnya, penyetaraan antar jalur pendidikan, dan acuan dalam pengendalian serta penjaminan mutu pendidikan.

Sementara Kepala Seksi Pendidikan Madrasah (Kasi Penmad) Agus Rifani, menjelaskan tentang kegiatan Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) yang dalam waktu dekat harus dilaksanakan khususnya ditingkat Satuan Pendidikan dan ditingkat Kabupaten. OMI adalah istilah terbaru dari KSM yang memang sudah ada sejak 2012. Pada kesempatan ini juga ditetapkan tempat dan waktu pelaksanaan. Serta harapan agar dapat membentuk Komite OMI Tingkat Kabupaten secepatnya.

Secara keseluruhan kegiatan Rakor KKMA ini berlangsung dengan baik dan lancar dan ditutup dengan pembacaan do’a serta foto bersama. (Rep: Hikmah/Ft: Wisnu)

Redaktur : Miftah

Lebih baru Lebih lama